Kecil
terngiang tangisan satria muda
Bercucuran
keringat, mengalir deras darah sang malaikat dirumah itu
Kumandang
adzan menyertai jiwa ku
Suci
diri disela nafas insan lelaki berpeci hitam
Beranjak
matang buah cepaka
Tumbuh
bersama didik prilaku kedua orang berharga
Lekas
berakhir masa pengabdiannya
Berpisah
waktu akibat pinangan dengan gadis sebaya
Kini,
malaikat itu hidup bak pulau dan samudra
Terhalang
suasana berlatar rumah tangga
Namun
apa daya kasih sayang malaikatku dulu lebih bermakna
Ingin
bertatap muka dengan buah hati mereka
Berangkul
dada, berciuman tangan, dan berlutut bangga
Seraya
dibesarkan dengan hati mulia
Sembari
dikasih nafkah tiada tara
Dia
lah insan penghuni surga
Berselang
usia mulai menua
Harapan
kelak membalas semua, mimpi bersama ke negeri kurma
Tiadalah
do’a yang terlupa
Dihantarkan
selalu ke zat yang mulia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar